Sungguh benar adanya bila ajal utawa kematian tidak memandang usia, waktu dan tempat. Tidak ada tawar-menawar bak jual beli di pasar. Yah, kemarin sebelum adzan ashar berkumandang di masjid kebanggaan kampung saia, terdengar jelas suara salam diikuti berita duka. Ayah seorang sobat meninggal dunia, menghadap ilahi, innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
Tidak ada yang menyana memang bila kepergiannya begitu cepat, secepat kilat menghentakkan bumi. Beberapa hari sebelumnya terlihat segar tidak ada tanda-tanda bakal berpulang, aktifitas juga seperti biasa. Ternyata harus berpulang di usia yang boleh dibilang masih muda, karena serangan darah tinggi dadakan. Ya, namanya juga ajal tidak memandang tua muda, siap atau tidak.
Maafkan saia sobat tidak bisa hadir ke rumah duka, untuk turut menyolati, untuk turut mengiringi perjalanan ke rumah akhir beliau. Karena, hari ini saia mesti masuk kerja sore. Hanya untaian doa yang bisa saia titipkan semoga beliau diterima disisi Allah SWT dan kalian yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan, kekuatan iman menerima cobaan ini, amin.
biasanya kalau ada yang meninggal dunia saia turut mengantar ke pemakaman dengan di iringi lantunan tahlil mendinginkan kalbu, menghentakkan hati dan jiwa, memecah langit. Bisa melihat langsung bagaimana jasad kaku berbalut kain kafan di usung, dimasukkan dalam kubur, di adzani. Bisa mengingatkan bahwa kelak kita semua juga akan sama seperti itu, mati.
Astagfirullah, subhanallah, la ila ha illallah. Lantas bagaimana dengan saia sendiri. Siapkah saia menghadapi sakratul maut. Apakah bekal yang saia siapkan untuk menghadap memenuhi panggilan malaikat maut. Sementara tetes demi tetes dosa menempel di hati dan tubuh saia, terus mendekati menjanjikan kenikmatan dan kepuasan dunia yang semu ini.
Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang, ya Allah pemilik jiwa dan nafas ini. Berikanlah hamba yang hina dina ini kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Sehingga ketika malaikat maut menjemput saia telah siap memenuhi panggilan menuju mahkamaMu ya Rabb. Untuk mempertanggung jawabkan segala apa yang telah hamba perbuat selama dengan angkuhnya hidup di dunia ini.
Astagfirullah, astagfirullah hal adzim, ampuni hambaMu ini ya Allah. Tidak ada tempat kembali, tidak ada tempat memohon ampunan kecuali keharibaanmu Ya Allah, amin amin ya Rabbal alamiin.
biasanya kalau ada yang meninggal dunia saia turut mengantar ke pemakaman dengan di iringi lantunan tahlil mendinginkan kalbu, menghentakkan hati dan jiwa, memecah langit. Bisa melihat langsung bagaimana jasad kaku berbalut kain kafan di usung, dimasukkan dalam kubur, di adzani. Bisa mengingatkan bahwa kelak kita semua juga akan sama seperti itu, mati.
Astagfirullah, subhanallah, la ila ha illallah. Lantas bagaimana dengan saia sendiri. Siapkah saia menghadapi sakratul maut. Apakah bekal yang saia siapkan untuk menghadap memenuhi panggilan malaikat maut. Sementara tetes demi tetes dosa menempel di hati dan tubuh saia, terus mendekati menjanjikan kenikmatan dan kepuasan dunia yang semu ini.
Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang, ya Allah pemilik jiwa dan nafas ini. Berikanlah hamba yang hina dina ini kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Sehingga ketika malaikat maut menjemput saia telah siap memenuhi panggilan menuju mahkamaMu ya Rabb. Untuk mempertanggung jawabkan segala apa yang telah hamba perbuat selama dengan angkuhnya hidup di dunia ini.
Astagfirullah, astagfirullah hal adzim, ampuni hambaMu ini ya Allah. Tidak ada tempat kembali, tidak ada tempat memohon ampunan kecuali keharibaanmu Ya Allah, amin amin ya Rabbal alamiin.
Comments :
0 Komentar to “Bila Nafas Berhenti ...”
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment